Friday, October 29, 2010

Seorang Anak Yang Seumur Hidupnya Hidup Dalam Gelembung

Bocah pada foto bernama David Vetter anak ketiga dari pasangan David Joseph Vetter dan Carol Ann Vetter. Kakak perempuan David Vetter bernama Katherine yaitu anak kedua dari David Joseph dan Carool Ann, dan anak pertama mereka adalah kakak laki-laki David Vetter terlahir dengan kondisi cacat Timus, yaitu sebuah penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh akibat kelainan Genetik. Beberapa minggu setelah kakak laki-laki David meninggal, dokter mengatakan bahwa setiap anak laki-laki yang lahir dari pasangan ini kemungkinan besar (50%) akan memiliki kelainan yang sama.

Maka disaat David lahir di tahun 1971, dokter menganjurkan untuk memasukkan David kedalam ruang isolasi steril berupa gelembung yang telah disiapkan berbagai keperluan David seperti pakaian, popok, makanan dan air. David juga harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Katherine, kakak perempuan David, pernah di anjurkan untuk menjadi donor sumsum tulang belakang agar dapat dilakukan operasi cangkok sumsum tulang belakang untuk David. namun takdir berkata lain, sumsum tulang belakang Katherine tidak cocok dengan milik David.

Orang tua David berusaha keras agar ia dapat hidup bahagia dengan memperlakukannya dengan normal seperti anak lainnya. David mendapatkan pengajaran seperti di sekolah, memberikan televisi dalam gelembungnya. Tapi semua usaha itu tidak terlalu membuat David senang karena tak ada yang bisa ia lakukan dalam gelembung sempit miliknya.

Saat David berusia 3 tahun, ia bisa mengunjungi rumahnya beberapa kali dalam sepekan dengan seijin dokter dan tetap berada dalam gelembungnya. Di rumah, David tidur di kamar kakak perempuannya karena mereka memang sangat dekat walaupun pertengkaran kecil terjadi di antara mereka. David pun memiliki teman sebayanya yang kadang mengunjunginya sesekali.

Selama ini David masih belum mengetahui alasan mengapa ia tidak bisa keluar dari gelembung sempitnya itu, sehingga David pernah mencoba untuk membuat lubang pada gelembungnya dengan jarum suntik yang tanpa sengaja tertinggal di dalam gelembungnya. Untungnya dokter mengetahui hal itu dan dokter mengatakan pada David bahwa tindakannya bisa sangat membahayakan dirinya. Sejak saat itu David mulai mengetahui alasan kenapa ia harus tinggal di dalam gelembungnya.

Di usianya yang ke 5, David mulai menyadari bahwa ia berbeda dengan anak-anak lainnya. Ia pun mulai memikirkan masa depannya sendiri.

Media masa pada saat itu sempat menjadikan image David sebagai anak muda yang sehat dalam gelembung, akan tetapi tidak dengan mental David. Ia sering marah tanpa sebab, dan juga sering mengalami mimpi buruk.

Pada tahun 1977, para peneliti NASA membuat pakaian mirip pakaian astronot seharga 50.000 Dollar yang terhubung dengan sebuah alat semacam tabung Oksigen, lewat penghubung seperti selang sepanjang 2.5 mtr untuk dikenakan pada David. Pakaian tersebut memungkinkan David untuk beraktivitas di luar gelembungnya yang membosankan itu.

Setelah beberapa tahun, kondisi David menjadi semakin tidak stabil. Harapan untuk menemukan obat penyembuh penyakit David masih kecil, sam
a seperti ketika David masih bayi. Dokter khawatir jika David menjadi remaja nanti, dia menjadi semakin tidak terkendali.

Pemerintah Amerika yg awalnya mendanai pengobatan dan penelitian untuk kasus David, kini mulai berpikir untuk menghentikan aliran dana mereka karena sudah menghabiskan biaya waktu yang lama, tapi tak juga membuahkan hasil yang memuaskan. Total biaya yang dikeluarkan untuk proyek ini disebut-sebut mencapai 1,3 Juta Dollar. Di masa itu, nilainya kira-kira setara dengan 10x lipatnya di masa sekarang.

Saat David berusia 12 tahun di tahun 1984, atas rekomendasi dari Dokter, dilakukan operasi cangkok sumsum tulang belakang pada David dengan donor yang sama, yaitu dari kakak perempuan David, Katherine. Walaupun para dokter yakin donornya tidak cocok, tapi operasi tetap dilakukan.

Beberapa bulan pasca Operasi, terlihat ada harapan yang tinggi akan keberhasilan operasi cangkok itu. Dan para Dokter sudah memperkirakan bahwa David sebentar lagi akan siap untuk keluar dari gelembungnya. Tapi sebelum itu terlaksanan, untuk pertama kali selama hidupnya David jatuh sakit. Ia terkena diare, Demam dan juga mimisan. Akibat keadaan itu, dokter menganjurkan David untuk keluar dari dalam Gelembung untuk menjalani perawatan intensif.

Ayah David bertanya pada anaknya, apakah dia bersedia untuk dibawa keluar gelembung, dan David pun menjawab, ”Daddy, I will agree to anything to feel better.”. Akhirnya, David keluar dari gelembungnya untuk pertama kalinya. Setelah keluar dari gelembung, keadaan David tidak membaik. Ia langsung koma. Ibu David akhirnya berhasil memegang David untuk pertama kali, sekaligus terakhir dalam hidupnya. Hanya 15 hari setelah David keluar dari Gelembung, David meninggal dunia pada 22 Februari 1984.

Bersyukurlah kita dengan keadaan yang sekarang.

No comments:

Post a Comment