Friday, January 28, 2011

Kode Pada Lensa Nikon - Nikkor

Sangat banyak kode - kode yang menempel pada berbagai varian lensa, tentunya kode - kode tersebut bukanlah kode yang sengaja dipajang namun tidak memiliki arti tersendiri. Saya akan sedikit memberikan penjelasan tentang kode - kode tersebut pada lensa Nikon - Nikkor.


Berikut adalah penjelasannya dengan bahasa yang lebih mudah dipahami.
  • Nikkor : Nama dari lensa Nikon.
  • AF-S  : Menandakan bahwa lensa ini sudah memiliki motor auto-focus SWM. Lensa yang tidak memiliki motor hanya diberikan kode AF.
  • SWM atau Silent Wave Motor : Teknologi auto-focus dari Nikon.
  • IF : Internal Focusing, yaitu auto-focus yang terjadi pada bagian dalam lensa, sehingga tidak ada bagian luar kamera yang bergerak saat melakukan auto-focus. IF terdapat pada lensa seperti Nikkor 18-105mm VR, Nikkor 18-200mm VR dan lain-lain.
  • DX : Kamera berkode DX tidak bisa digunakan untuk kamera FX atau kamera Full Frame. Apabila lensa DX digunakan pada kamera FX akan terjadi effect vignetting pada hasil gambar.
  • VR : Vibration Reduction. Teknologi image stabilization dari Nikon. Fungsinya mereduksi guncangan saat pengambilan gambar.
  • Aspherical : Lensa yang memiliki kode ini sudah memiliki fasilitas pengurangan distorsi dan penyimpangan warna. Biasanya tertulis pada bagian bawah lensa.
  • ED : Singkatan dari Extra-low Dispertion, yaitu kode untuk optic dari lensa yang memiliki fungsi meningkatkan kontras dan ketajaman dengan menghilangkan penyimpangan warna saat cahaya memasuki bagian lensa / chromatic aberration.
  • SIC : Super Intergrated Coat, lapisan khusus pada lensa yang mampu mereduksi flare saat cahaya masuk ke dalam lensa.
  • N : Nano Crystal Coat. Lapisan optic yang lebih baik dari ED dengan anti-refleksi. Biasanya lensa Nikkor yang sudah mengadopsi teknologi Nano Crystal Coat memilik harga yang mahal.
  • D : Distance information, maksudnya yaitu masih terdapat aperture ring pada buntut lensanya, yang bertujuan untuk memberitahukan jarak dari objek ke kamera yang dapat membantu cara kerja Matrix metering dan iTTL flash. Kode ini berada persis setelah angka aperture pada lensa seperti 1:2.8D.
  • G : Berarti Gelded, lensa yang sudah mengalami perkembangan dengan pengurangan fitur yaitu tidak memiliki aperture ring dan tidak akan bekerja pada kamera manual. Posisi kode ini sama seperti kode D di atas, contoh 1:4.5-5.6G.
Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di kenrockwell.com - Nikkor Lens Technology atau Nikkor Lens Glossary

*masih perlu update

Wednesday, January 26, 2011

Kamera Full Frame Sensor vs Kamera APS Sensor

Pada kamera terdapat sensor penangkap gambar didalamnya, sensor tersebut terbagi menjadi 2 jenis, yang pertama kamera dengan APS sensor atau Advanced Photo System atau biasa di sebut Crop Factor Sensor dan kamera dengan Full Frame sensor.

Full Frame Sensor - APS Sensor
Secara fisik memang sudah terlihat jauh berbeda pada ukuran sensor ini. Kamera crop factor memiliki sensor lebih kecil dibanding kamera full frame. Ini juga berpengaruh di beberapa hal lainnya seperti Focal Length yang didapatkan, DoF yang dihasilkan dan lainnya. Kamera Full Frame biasanya digunakan apabila ingin mencetak gambar / foto dengan ukuran yang sangat besar agar lebih jernih dan detail seperti ukuran banner atau billboard.

Pada saat menggunakan lensa yang sama pada 2 kamera berbeda sensor, contoh kamera Nikon D90 (APS sensor) dengan lensa Nikkor 50mm f/1.4 dan kamera Nikon D700 (Full Frame sensor) dengan lensa yang sama yaitu Nikkor 50mm f/1.4 akan menghasilkan gambar yang berbeda pada Focal Length-nya. Dengan Nikon D700, kamera Full Frame, akan mendapatkan gambar yang lebih luas dibandingkan dengan gambar yang dihasilkan Nikon D90 dan gambar tersebut akan terlihat lebih sempit dan lebih jauh. Hal tersebut terjadi karena pada kamera Nikon D90 terjadi pemotongan gambar yang disebut Crop.

Monday, January 17, 2011

Mode Pada Kamera D-SLR

Mode On Nikon DLSR
Pada kamera DSLR ada banyak mode yang tersedia, pada tulisan saya kali ini, saya akan membahas beberapa mode tersebut.

Auto (Automatis)

Mode ini mengatur semuanya dari kecepatan shutter, bukaan dan ISO dengan mengukur keadaan pencahayaan sekitar. Apabila kamera merasakan kurangnya cahaya, mode ini lebih memilih untuk menggunakan flash light yang ada pada kamera daripada mengubah settingan shutter menjadi lebih lama.

Mode ini sangat praktis untuk di gunakan, hanya membidik target, tekan setengah tombol shutter, apabila sudah fokus, jepret!! Namun sangat disayangkan apabila kita lebih memilih untuk menggunakan mode ini pada kamera DLSR karena akan membatasi kemampuan memotret kita.

No Flash

Mode ini biasanya ditandai dengan lambang flash (petir) dicoret. Mode ini sama persis dengan mode auto, bedanya pada saat kurang cahaya mode auto akan menggunakan flash light pada kamera, namun pada mode No Flash ini tidak, pada saat kurang cahaya mode ini akan tetap menjalankan auto fokus, mengatur shutter speed, aperture dan ISO dan memotret dengan keadaan cahaya apa adanya.

P (Program)

Kalau mode auto semuanya di jalankan otomatis oleh kamera, pada mode ini hampir sama, kita hanya mengatur besar ISO dan sedikit memainkan exposure pencahayaan sisanya seperti shutter speed dan aperture akan di atur otomatis oleh kamera.

Saturday, January 8, 2011

Jenis Lensa Kamera DSLR

Pada kamera DSLR terdapat sangat banyak jenis lensa yang ditentukan berdasarkan fungsi lensa tersebut, apakah bisa zoom, sejauh apa focal length yang di dapatkan dan apakah memiliki bukaan diafragma yang besar atau kecil.

Nikkor Lenses Group
 1. Lensa Prime

Lensa Prime biasa disebut sebagai Lensa Fixed karena memiliki fixed focal length, yaitu jarak tetap dan tidak menggunakan fungsi zoom. Walaupun lensa ini tidak memiliki fungsi zoom, lensa ini sangat memiliki bukaan diafragma yang besar, kisaran f/2.8, f/1.8, f/1.4 dan mungkin ada yang sampai f/1.2. Lensa ini banyak dicari karena kemampuan bukaan yang besar yang membuat ketajaman gambar semakin baik sehingga ideal untuk foto potret. Focal length pada lensa ini biasanya berada pada 35mm, 50mm, 85mm, 105mm bahkan ada yang berada pada focal length 300mm, 400mm dan lainnya. Contoh : Nikkor AF-S 50mm f/1.4.

2. Lensa Zoom

Seperti namanya, lensa ini memiliki kemampuan zoom. Lensa zoom juga bisa dibagi menjadi beberapa macam tergantung focal length yang dimiliki. Lensa zoom standar, biasanya bawaan dari kamera, contoh seperti Nikkor 18 - 55mm f/3.5-5.6 VR, Canon 18 - 55mm f/3.5-5.6 IS atau Pentax 16-50mm f/2.8.

3. Lensa Tele /  Telephoto Lens

Lensa ini sangat membantu untuk mengambilan gambar yang jauh, seperti pengambilan gambar hewan liar karena sangat tidak memungkinkan untuk mendekat, bisa juga untuk foto jurnalistik, foto sport seperti pertandingan sepak bola, dan lainnya. Lensa ini juga miliki kemampuan untuk mengkompres jarak, maka untuk foto model juga bisa bekerja dengan baik agar model tersebut lebih enak dilihat. Namun untuk masalah pengambilan jarak jauh, sangat disarankan untuk menggunakan lensa tele yang sudah mengadopsi fasilitas Image Stabilization karena sangat rentan terhadap getaran tangan. Lensa ini biasanya berkisar pada focal length 55 200mm, 70 - 300mm, 400mm dan sebagainya. Contoh : Nikkor AF-S 70-200mm f/2.8 VR dan Nikkor AF-S 600mm f/4 VR.

Monday, January 3, 2011

Rahasia Fatal Pada Buah Belimbing

Belimbing adalah buah yang lumayan di sukai oleh orang-orang sekitar. Belimbing Manis biasanya berwarna kuning kehijauan ketika masih muda dan berwarna kuning kemerahan kalau sudah tua, berbiji kecil berwarna coklat, rasanya manis dengan sedikit asam dan banyak mengandung air.

Belimbing Manis bermanfaat sebagai antioksidan yang berfungsi untuk memerangi radikal bebas dan mencegah penyebaran sel-sel kanker, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah sariawan.

Namun dibalik manfaat dari buah Belimbing tersebut, Belimbing memiliki tingkat bahaya yang tinggi untuk dikonsumsi. Belimbing memiliki kadar gula yang tinggi, buah ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes apalagi orang yang memiliki masalah pada ginjal. 

Hanya dibutuhkan 1 buah atau 1 jus belimbing untuk membuat orang menjadi koma dalam hitungan jam. Belimbing dapat mempengaruhi otak dan saraf karena belimbing mengandung racun saraf yang tidak ada pada buah lain. Fungsi dari ginjal adalah menyaring dan membuang racun tersebut, namun pada orang yang memiliki masalah dengan ginjalnya, racun ini bisa tidak tersaring dan akan berakibat fatal. Ini berarti resiko kematian sangat tinggi bagi anda yang memiliki penyakit ginjal dan mengkonsumsi belimbing atau jus belimbing.

Gejala keracunan pada buah belimbing yaitu, cegukan (tersedak), mati rasa dan kelelahan, merasa bingung, agitasi, epilepsi tiba-tiba. Apabila gejala seperti ini telah muncul maka akan sangat dibutuhkan penanganan agresif karena resiko kematian sangatlah tinggi. Ini berarti resiko kematian sangat tinggi bagi anda yang memiliki penyakit ginjal dan mengkonsumsi belimbing atau jus belimbing.

Namun ini juga berlaku bagi orang yang sehat, karna buah ini dapat berpotensi racun jika anda sedang tidak beruntung, karena dapat melumpuhkan vitalitas anda.